Pencarian

Rabu, 12 Januari 2011

Kuncinya Adalah Latihan


Pasti kita yang sedang membaca buku ini sekarang, sudah pernah menapaki sebuah masa dimana berjalan bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dilakukan ketika kita berusia delapan bulan, satu tahun atau bahkan dua tahun. Banyak luka-luka yang membekas di kulit kita bahkan sampai sekarang, tetapi LUAR BIASANYA kita tidak pernah memperdulikan semua bekas luka itu sekarang, separah apapun itu. Karena bekas luka itu “tertutup” oleh sebuah hadiah LUAR BIASA dalam kehidupan kita, yaitu kita BISA BERJALAN bahkan BERLARI.
Masihkah Anda ingat, berapa kali Anda terjatuh sewaktu berlatih berjalan? Masihkah Anda ingat juga berapa kali anda menangis dan mengerang kesakitan karena terjatuh? Apakah tangisan dan rasa sakit waktu itu BISA menghentikan langkah kecil Anda untuk terus MENCOBA dan MENCOBA untuk melangkah setapak demi setapak? Bayangkan, jika seandainya waktu Anda belajar berjalan pertama kali lalu terjatuh dan Anda merasa sakit dan berhenti untuk berlatih berjalan kembali, apakah Anda hari ini bisa berjalan bahkan berlari?
Kuncinya Harus Sama Persis Dengan Lubang Kuncinya
Hellen Keller adalah seorang wanita yang memiliki keterbatasan dalam kemampuan mendengar dan berbicara layaknya orang normal, akan tetapi karena keterbatasan yang dimiliki tersebut dia terus dan terus belajar untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa menggunakan telinga dan mulutnya sebagai sarana berkomunikasi, dan akhirnya dia berhasil, tidak hanya untuk bicara dan mendengar tetapi dia bisa  menjadi seorang guru yang sangat luar biasa dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kutipan terkenalnya adalah “ketika berusaha maksimal kita tidak akan pernah tahu keajaiban apa yang akan datang pada kita atau orang lain”. Sederhananya BERUSAHALAH SEMAKSIMAL MUNGKIN MAKA KEAJAIBAN AKAN DATANG DISEKITAR KITA SETIAP SAAT.
Keajaiban dalam kehidupan kita tidaklah datang dengan begitu saja, bahkan keajaiban bukanlah hal yang ada di luar diri kita tetapi ia ada di dalam diri kita, hanya saja kita perlu latihan untuk mendapatkan keajaiban itu. Latihan adalah suatu proses yang mengintegrasikan berbagai potensi diri, mulai dari fisik, mental, pikiran dan emosional. Latihan memerlukan sebuah komitmen untuk terus berusaha dan berusaha sampai tujuan tercapai. Jika latihan tidak dibarengi oleh komitmen maka yang terjadi adalah kegagalan untuk sampai pada tujuan latihan.  Latihan bukan bersifat sporadis dan sesekali namun teratur dan berkelanjutan, karena itulah diperlukan sebuah komitmen yang sangat kuat. Latihan yang teratur dan terukur akan menghasilkan suatu kebiasaan yang pada akhirnya akan membentuk sebuah karakter pribadi. Tujuan akhir dari latihan seharusnyalah sampai pada tahapan akhir yakni membentuk karakter pribadi yang baru dan dinamis. Baru dalam artian latihan akan membentuk pola pikir, pola sikap dan pola prilaku yang berbeda dari sebelumnya. Dinamis maksudnya latihan akan menjadikan individu memiliki kemampuan untuk lebih adaptip dan responsif terhadap semua bentuk informasi.
Latihan merupakan kunci bagi gerbang perubahan. Setiap individu pasti ingin berubah dalam segala lini kehidupannya baik yang bersifat pribadi maupun sosial. Layaknya sebuah kunci bagi sebuah pintu, kunci harus memiliki struktur dan pola yang sama persis dengan lubang kuncinya. Ingat, SAMA PERSIS tidak boleh ada satu inchi pun yang berbeda karena lubang kunci tidak akan bisa dibuka. Demikian pula latihan. Latihan harus sama persis dengan tujuan latihan baik struktur maupun polanya, jika ada sedikit saja latihan melenceng dari tujuan maka jangan pernah berharap akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan. Karena latihan adalah kunci bagi pintu gerbang perubahan, maka rencanakan semua bentuk latihan dengan seksama, terukur dan terstruktur.
Keajaiban Itu Ada Dalam Otak Kita
Otak manusia merupakan hasil karya terbaik Tuhan yang diberikan kepada spesies manusia. Otak manusia sangat berbeda dengan otak mahluk hidup yang lain, bukan hanya dalam struktur tetapi juga dalam fungsi dan kecepatan berevolusi. Otak manusia pada jaman purba memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan otak manusia abad ini. Contoh sederhana saja yang membedakan otak manusia purba dengan manusia abad ini adalah kemampuannya dalam berkomunikasi verbal. Manusia purba sangat minim dalam komunikasi verbal sedangkan manusia abad ini komunikasi verbalnya lebih dominan dalam hubungan sosial.
Abad 21 merupakan abad titik balik bagi semua penemuan fenomenal yang berkaitan dengan otak manusia. Pada abad 21 ini struktur dan fungsi otak dikaji dan diteliti sedemikian rupa hingga akhirnya banyak memunculkan teori dan penemuan baru seputar perkembangan otak manusia. Beberapa yang cukup fenomenal adalah ditemukannya berbagai metode guna meningkatkan kemampuan otak kanan (right brain) yang sebelumnya dianggap kurang penting perannya dalam kehidupan dan kesuksesan seseorang. Setelah itu ditemukan pula metode yang tidak kalah fenomenalnya, yakni metode optimalisasi otak tengah (midbrain). Salah satu tokoh terkenal dalam pengembangan metode optimalisasi otak kanan adalah Makoto Shichida, Ed.D dengan Shichida Methode nya.
Makoto Shichida menemukan bahwa otak kanan memiliki kemampuan yang sangat luarbiasa dalam proses belajar seseorang terutama di usia 0 s/d 6 tahun. Kemampuan individu yang selama ini dianggap dalam wilayah supranatural dan tidak ilmiah kini dapat dibuktikan keilmiahannya melalui proses latihan otak kanan yang terukur dan teratur. Otak kanan, menurut Makoto Shichida memiliki pola dan cara tersendiri dalam proses menyerap informasi bila dibandingkan dengan otak kiri.
Berdasarkan penelitian Makoto Shichida anak-anak memiliki kekuatan “hebat” yang tidak kita ketahui karena mereka terlihat normal-normal saja. Melihat mereka seacara ajaib mampu menyembuhkan diri mereka atau anggota keluarga mereka, mengingat banyak informasi dengan cepat, mampu memprediksi kejadian di masa depan, meningkatkan kemampuan di bidang olah raga atletik seketika itu juga, atau membersihkan lingkungan yang terkena polusi hanya dengan memvisualisasikannya, seakan-akan kita melihat “mahluk” dari planet lain.
Inilah bagian kecil dari keajaiban yang ada dalam otak kita. Masih ada lagi keajaiban dalam otak kita yang disebut optimalisasi otak tengah. Metode optimalisasi otak tengah ini bahkan lebih fenomenal lagi bila dibandingkan dengan metode optimalisasi otak kanan. Optimalsisasi otak tengah meskipun belum begitu jelas penemunya namun bukti-bukti seputar “keajaiban” otak tengah paskah teraktivasi begitu dahsyatnya. Anak yang telah teraktivasi otak tengahnya memiliki kemampuan untuk mengenali semua informasi melalui semua inderanya, mata, penciuman, pendengaran, perasa, pencecap dan instuisi dengan lebih sensitif. Bahkan beberapa anak dilaporkan mengalami transformasi sikap dan perilaku dari yang dianggap negatif menjadi lebih positif, hanya dalam satu atau dua hari saja. Luar biasa, hanya dalam hitungan hari saja, anak memiliki kemampuan yang jauh berbeda dari sebelumnya.
Meskipun demikian bukan berarti metode aktivasi otak tengah dan optimalisasi otak kanan merupakan metode yang bersifat instan. Kedua metode tersebut tidak serta merta terjadi begitu saja, namun melalui proses yang bertahap dan berkesinambungan. Artinya, anak-anak yang telah di aktivasi maupun dioptimalisasi harus melatih dan mengasah diri secara terus-menerus agar hasil belajarnya tetap optimal dan semakin meningkat pesat. Melalui metode aktivasi dan optimalisasi, hal-hal yang selama ini dianggap tidak mungkin dapat dilakukan oleh manusia, kini begitu mudah dapat dipelajari dan dipraktekkan kapan pun juga. Bahkan sesuatu yang dahulunya kita anggap tidak mungkin dan mustahil, hari ini telah terkuak gerbang pengetahuan baru, bahwa tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau dan mampu mencari dan mempelajarinya. Ada sebuah kutipan indah dari orang yang sangat luar biasa berpengaruh, yaitu Napoleon Hill Salah satu kelemahan utama umat manusia adalah akrabnya manusia pada umumnya dengan perkataan MUSTAHIL.

Tidak ada komentar: